Laman

Sabtu, 02 April 2011

Tangki Pertamina Cilacap Terbakar

CILACAP--MICOM:Tangki tempat penyimpanan peningkat oktan atau high octane mogas component (HOMC) di kompleks kilang Pertamina Refinery Unit (RU) IV Cilacap, Jawa Tengah terbakar Sabtu (2/4) pagi.

Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut, namun tim pemadam kebakaran masih belum dapat memadamkan api masih terus berkobar.

Menurut salah seorang pekerja di kilang minyak terbesar di Indonesia tersebut, Danu Agung, 47, ia mengetahui api mulai terlihat sekitar jam 04.50 WIB. Ketika itu, api terlihat di pipa yang berhubungan dengan salah satu tangki penyimpangan. Dalam waktu singkat terjadi ledakan dan api membubung tinggi di tangki penyimpanan HOMC tersebut.

"Saat terjadi ledakan dan api membesar, kami para pekerja yang masuk pada malam hari langsung berhamburan melarikan diri. Kami memang tidak dapat berbuat apa-apa lantaran api telah telanjur membesar,?kata Danu yang dibenarkan oleh teman-temannya yang lain.

Begitu ada kebakaran, tim pemadam kebakaran dari Pertamina RU IV Cilacap langsung berdatangan dan mengerahkan mobil pemadam kebakaran. Tidak hanya dari Pertamina saja, mobil pemadam kebakaran juga didatangkan dari Pemkab Cilacap dan PT Holcim Indonesia. Meski demikian, api yang telanjur besar masih belum dapat dipadamkan. Bahkan api terlihat membesar, apalagi kalau terkena angin.

Berdasarkan pemantauan media Indonesia.com, di sekitar lokasi kebakaran di kompleks kilang Pertamina RU IV Cilacap, suhunya cukup panas. Selain itu, asap hitam akibat terbakarnya tangki penimbunan tersebut terlihat dari Kecamatan Rawalo, Banyumas yang berjarak 40 km.

Sementara Public Relation Section Head Pertamina RU IV Cilacap Kurdi Susanto mengatakan bahwa tangki penimbunan HOMC tersebut mulai terbakar sekitar jam 04.50 WIB.

"Begitu api membesar, tim pemadam kebakaran dari Pertamina RU IV Cilacap dengan dibantu mobil pemadam kebakaran darti Pemkab Cilacap dan PT Holcim Indonesia langsung melokalisir dan memadamkan

api. Hingga kini, upaya pemadaman terus berlangsung," kata Kurdi.

Menurut Kurdi, HOMC merupakan bahan untuk meningkatkan kadar oktan dalam BBM jenis premium. Tangki yang terbakar setinggi 18 meter dengan kapasitas volume sebesar 10 ribu kiloliter (kl). Tetapi pada saat terbakar, isinya sebanyak 60% atau sekitar 6 ribu kl.

"Meski ada kebakaran bahan peningkat kadar oktan untuk premium, tetapi kami memastikan produksi BBM khususnya premium tidak akan terpengaruh. Jadi masyarakat tidak perlu khawatir," tegasnya.

Kurdi belum dapat memastikan kapan api yang membakar tangki penyimpanan tersebut akan padam. Sebab, saat ini yang dilakukan adalah melokalisasi api.

"Berdasarkan standar operasi pemadaman dalam kompleks kilang, pemadaman kebakaran hanya diantisipasi dengan melokalisir api, supaya tidak merembet ke tangki lainnya. Pada tangki yang terbakar tersebut tidak disemprot api, melainkan dibiarkan sampai HOMC habis," jelasnya.

Pihaknya memastikan kalau pasokan BBM dari Pertamina RU IV yang memiliki kapasitas produksi 348 ribu barrel per hari tidak akan mengalami gangguan, karena produksi masih terus berjalan. Pertamina RU IV merupakan kilang minyak terbesar di Indonesia yang memasok sebanyak 60 persen kebutuhan BBM di Jawa atau 34% kebutuhan nasional.

"Kami memastikan, pasokan tetap lancar dan tidak mengganggu operasional kilang," katanya.

Hingga kini, pihak Pertamina UP IV Cilacap belum dapat memastikan penyebab terjadinya kebakaran hebat di salah satu tangki penyimpanan HOMC dalam komplek kilang minyak tersebut.

"Kalau penyebab kebakaran belum dapat diketahui, karena saat ini yang menjadi konsentrasi adalah memadamkan api dan melokalisir supaya tidak merembet ke tempat penyimpanan atau kilang,' ujar dia. (OL-12) CILACAP--MICOM:Tangki tempat penyimpanan peningkat oktan atau high octane mogas component (HOMC) di kompleks kilang Pertamina Refinery Unit (RU) IV Cilacap, Jawa Tengah terbakar Sabtu (2/4) pagi.

Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut, namun tim pemadam kebakaran masih belum dapat memadamkan api masih terus berkobar.

Menurut salah seorang pekerja di kilang minyak terbesar di Indonesia tersebut, Danu Agung, 47, ia mengetahui api mulai terlihat sekitar jam 04.50 WIB. Ketika itu, api terlihat di pipa yang berhubungan dengan salah satu tangki penyimpangan. Dalam waktu singkat terjadi ledakan dan api membubung tinggi di tangki penyimpanan HOMC tersebut.

"Saat terjadi ledakan dan api membesar, kami para pekerja yang masuk pada malam hari langsung berhamburan melarikan diri. Kami memang tidak dapat berbuat apa-apa lantaran api telah telanjur membesar,?kata Danu yang dibenarkan oleh teman-temannya yang lain.

Begitu ada kebakaran, tim pemadam kebakaran dari Pertamina RU IV Cilacap langsung berdatangan dan mengerahkan mobil pemadam kebakaran. Tidak hanya dari Pertamina saja, mobil pemadam kebakaran juga didatangkan dari Pemkab Cilacap dan PT Holcim Indonesia. Meski demikian, api yang telanjur besar masih belum dapat dipadamkan. Bahkan api terlihat membesar, apalagi kalau terkena angin.

Berdasarkan pemantauan media Indonesia.com, di sekitar lokasi kebakaran di kompleks kilang Pertamina RU IV Cilacap, suhunya cukup panas. Selain itu, asap hitam akibat terbakarnya tangki penimbunan tersebut terlihat dari Kecamatan Rawalo, Banyumas yang berjarak 40 km.

Sementara Public Relation Section Head Pertamina RU IV Cilacap Kurdi Susanto mengatakan bahwa tangki penimbunan HOMC tersebut mulai terbakar sekitar jam 04.50 WIB.

"Begitu api membesar, tim pemadam kebakaran dari Pertamina RU IV Cilacap dengan dibantu mobil pemadam kebakaran darti Pemkab Cilacap dan PT Holcim Indonesia langsung melokalisir dan memadamkan

api. Hingga kini, upaya pemadaman terus berlangsung," kata Kurdi.

Menurut Kurdi, HOMC merupakan bahan untuk meningkatkan kadar oktan dalam BBM jenis premium. Tangki yang terbakar setinggi 18 meter dengan kapasitas volume sebesar 10 ribu kiloliter (kl). Tetapi pada saat terbakar, isinya sebanyak 60% atau sekitar 6 ribu kl.

"Meski ada kebakaran bahan peningkat kadar oktan untuk premium, tetapi kami memastikan produksi BBM khususnya premium tidak akan terpengaruh. Jadi masyarakat tidak perlu khawatir," tegasnya.

Kurdi belum dapat memastikan kapan api yang membakar tangki penyimpanan tersebut akan padam. Sebab, saat ini yang dilakukan adalah melokalisasi api.

"Berdasarkan standar operasi pemadaman dalam kompleks kilang, pemadaman kebakaran hanya diantisipasi dengan melokalisir api, supaya tidak merembet ke tangki lainnya. Pada tangki yang terbakar tersebut tidak disemprot api, melainkan dibiarkan sampai HOMC habis," jelasnya.

Pihaknya memastikan kalau pasokan BBM dari Pertamina RU IV yang memiliki kapasitas produksi 348 ribu barrel per hari tidak akan mengalami gangguan, karena produksi masih terus berjalan. Pertamina RU IV merupakan kilang minyak terbesar di Indonesia yang memasok sebanyak 60 persen kebutuhan BBM di Jawa atau 34% kebutuhan nasional.

"Kami memastikan, pasokan tetap lancar dan tidak mengganggu operasional kilang," katanya.

Hingga kini, pihak Pertamina UP IV Cilacap belum dapat memastikan penyebab terjadinya kebakaran hebat di salah satu tangki penyimpanan HOMC dalam komplek kilang minyak tersebut.

"Kalau penyebab kebakaran belum dapat diketahui, karena saat ini yang menjadi konsentrasi adalah memadamkan api dan melokalisir supaya tidak merembet ke tempat penyimpanan atau kilang,' ujar dia. (OL-12)

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites