Laman

Minggu, 19 Juni 2011

Emosi Exspresi.. ^__^


Kata “emosi” diturunkan dari kata bahasa Perancis, émotion, dari émouvoir, ‘kegembiraan’ dari bahasa Latin emovere, dari e- (varian eks-) ‘luar’ dan movere ‘bergerak’ Kebanyakan ahli yakin bahwa emosi lebih cepat berlalu daripada suasana hati. Emosi adalah hasil reaksi dari sebuah pemicu. Dibalik kemunculan emosi, selalu ada alasan yang melatarbelakanginya.
Setiap manusia dimuka bumi ini pasti memiliki emosi. Tuhan memberi emosi dalam diri manusia dengan tujuan tertentu. Semua emosi (marah, sedih, tertekan, gembira, bahagia) pasti memiliki kegunaan. Emosi yang ada dalam diri manusia merupakan gabungan dari faktor fisiologis maupun faktor proses mental (kognitif). Jadi posisi emosi itu netral, bagaikan sebuah pisau yang tajam, apakah kita mau menggunakan untuk mengupas buah atau untuk menyakiti orang lain, tergantung bagaimana kita menggunakannya.
Kita dapat menelusuri apa yang membangkitkan emosi kita: adakah faktor fisiologis yang ikut berperan? Seperti makanan, minuman yang kita konsumsi atau obat tertentu yang memengaruhi fisiologi tubuh kita? Apakah faktor hormonal, misalnya haid, menopause, andropause? Bila kesemuanya ini tidak ada berarti emosi kita benar-benar dipicu oleh situasi sosial yang ada.
Dengan mengenali asal muasal emosi seperti itu, kita dapat lebih mengendalikan emosi. Contohnya Seorang wanita yang menjadi mudah marah menjelang atau sedang haid. Bila ia menyadari dampak situasi fisiologis haidnya, ia lebih dapat mengendalikan diri untuk tidak marah meski ada pemicu dari lingkungan sosialnya (pekerjaan tidak lancar, anak membuat kecewa, dsb). Bayangkan bila kemarahan itu kita lepaskan begitu saja, mungkin situasi justru berkembang tidak menguntungkan.
Seperti ucapan Dalai Lama, bahwa manusia bisa mengubah pikiran dan emosi menjadi positif, maka kita perlu mengekspresikan emosi dengan cara yang dapat diterima oleh lingkungan. Kita memiliki kebebasan untuk mengendalikan emosi kita. Bila kita dapat mengendalikan emosi, berarti kita juga mengendalikan perilaku. Tanpa pengendalian emosi, tujuan hidup dalam jangka panjang mungkin tidak tercapai akibat perilaku kita berakibat fatal. Jadi selama kita bisa mengendalikan emosi dengan baik, maka kehidupan kita akan berjalan lancar. Bila kita tidak mampu, maka akan kita terjebak oleh kesalahan kita sendiri yang tidak mampu mengendalikan emosi.
Sumber : kesehatan.kompasiana.com

Lucu : Saat Hewan pun Butuh Kacamata

Ekspresikan Dirimu (Kid ‘n Baby Version)

Ekspresi Marah
Ekspresi Bingung
Ekspresi Senang
Ekspresi Sedih
Ekspresi Malu
Sakit Perut
Mendapatkan Ide
Kecewa
Menangis Hebat (Pasti berisik banget ini.. Huehehehe..)
Takuuuuut :(
Terkejut. Syokk!
Memikirkan sesuatu
Stress

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites