Laman

Selasa, 16 Agustus 2011

Bajing kelapa (Plantain squirrel)



Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
?Bajing Kelapa
Bajing kelapa, Callosciurus notatus; dari Darmaga, Bogor
Bajing kelapa, Callosciurus notatus; dari Darmaga,Bogor
Status konservasi
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:Animalia
Filum:Chordata
Kelas:Mammalia
Ordo:Rodentia
Famili:Sciuridae
Genus:Callosciurus
Gray, 1867
Spesies:C. notatus
Nama binomial
Callosciurus notatus
(Boddaert, 1785)
Bajing kelapa adalah sejenis mamalia kecil yang termasuk keluarga bajing (Sciuridae). Secara umum, di banyak tempat di Indonesia, hewan ini dikenal dengan nama bajing (saja) atau tupai (saja) dan juga tupai kelapa. Dua nama yang akhir ini secara ilmiah tidak tepat (lihat pada artikel tupai).
Hewan ini dalam bahasa Inggris disebut Plantain squirrel. Sementara nama ilmiahnya adalahCallosciurus notatus.

Daftar isi

 [sembunyikan]

[sunting]Pemerian

Mamalia kecil arboreal dengan ekor seperti sikat. Panjang kepala dan tubuh (KT) 150-225mm, dan ekornya 160-210 mm. Beratnya antara 150-280 gram.
Sisi atas tubuh kecoklatan, dengan bintik-bintik halus kehitaman dan kekuningan. Di sisi samping tubuh agak ke bawah, di antara tungkai depan dan belakang, terdapat setrip berwarna bungalan (pucat kekuningan) dan hitam. Pada beberapa anak jenis, setrip ini agak pudar dan tak begitu mudah teramati di lapangan.
Sisi bawah tubuh (perut) jingga atau kemerahan, terang atau agak gelap. Kebanyakan anak jenis dideskripsikan dengan memperhatikan perbedaan-perbedaan pada warna rambut di bagian ini, yang bervariasi mulai dari abu-abu sedikit jingga sampai coklat berangan gelap.
Ekor coklat kekuningan berbelang-belang hitam. Terdapat variasi dengan ujung ekor berwarna kemerahan.

[sunting]Kebiasaan dan penyebaran

Bajing kelapa aktif di siang hari (diurnal). Seperti namanya, bajing ini sering ditemukan berkeliaran di cabang dan ranting pohon, atau melompat di antara pelepah daun di kebun-kebun kelapa dan juga kebun-kebun lainnya. Ia melubangi dan memakan buah kelapa, yang muda maupun yang tua, dan menjadi hama kebun yang cukup serius. Di samping itu, bajing kelapa juga memakan berbagai buah-buahan, pucuk, pepagan, dan aneka serangga yang ditemuinya. Dilaporkan pula bahwa bajing ini kadang-kadang merusak kulit ranting karet untuk menjilati getahnya.
Hewan ini merupakan salah satu jenis mamalia liar yang paling mudah terlihat di kebun pekarangan, kebun campuran (wanatani), hutan sekunderhutan kota dan taman, serta beberapa jenis hutan di dekat pantai. Bajing kelapa terutama menyebar luas di dataran rendah hingga wilayah perbukitan. Hewan yang tinggal berdekatan dengan pemukiman dapat menjadi terbiasa dengan manusia dan berani mendekati rumah, bahkan mengambil makanan yang disodorkan manusia.
Di pagi dan sore hari, kerap terdengar bunyinya yang tajam bergema, “ ..chek.. chek-cek-cek-cek-cek.. ”; atau bunyi tunggal nyaring “ ..chwit !”, yang dikeluarkannya sambil menggerak-gerakkan ekornya. Sarangnya sering ditemukan di lubang-lubang kayu atau di antara pelepah daun palma, berupa bola dari ranting dan serat tumbuhan berlapis-lapis. Bajing kelapa melahirkan anak hingga empat ekor, dan dapat beranak kapan saja sepanjang tahun.
Bajing kelapa didapati mulai dari Semenanjung Malaya (termasuk di wilayah Thailand), SumatraBorneoJawaBali dan Lombok, serta pulau-pulau di sekitarnya.

[sunting]Jenis yang serupa

Di lapangan, bajing kelapa sangat mirip dan sering terkelirukan dengan beberapa jenis hewan berikut:
  • Bajing hitam (C. nigrovittatus), di Thailand, Semenajung Malaya, Sumatra dan Jawa. Perut berwarna abu-abu.
  • Bajing telinga-totol (C. adamsi), terbatas di Borneo. Memiliki bercak pucat di belakang telinganya, berukuran sedikit lebih kecil (KT hingga sekitar 183 mm).
  • Bajing-kerdil perut-merah (Glyphotes simus), terbatas di Borneo. Serupa C. adamsi, hanya berukuran jauh lebih kecil (KT hingga 144 mm).
  • Bajing kelabu (C. orestes), terbatas di Borneo. Bercak pucat di belakang telinga dan perut berwarna abu-abu.
  • Tupai kekes (Tupaia javanica), di Sumatra dan Jawa. Bentuk telinga serupa telinga orang; tanpa setrip bungalan-hitam di pinggir perut, dan memiliki bercak bungalan di pundaknya.

[sunting]Lihat pula

[sunting]Rujukan

  • Corbet, G.B. and J.E. Hill, 1992, The Mammals of the Indomalayan Region: a systematic review. Nat. Hist. Mus. Publ. and Oxford Univ. Press.
  • Lekagul, B. and J.A. McNeely, 1988, Mammals of Thailand. The Assoc. for the Conservation of Wildlife. Bangkok.
  • Payne, J., C.M. Francis, K. Phillipps, dan S.N. Kartikasari. 2000. Panduan Lapangan Mamalia di Kalimantan, Sabah, Sarawak & Brunei Darussalam. The Sabah Society, Wildlife Conservation Society-Indonesia Programme dan WWF Malaysia. ISBN 979-95964-0-8

[sunting]Pranala luar

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites