Laman

Rabu, 18 Mei 2011

Pesan Pesawat, WIKA Evakuasi Pekerja di Libya


Antique
VIVAnwews - Situasi politik dan keamanan semakin tak menentu di Libya. Bahkan, pemimpin Libya, Muammar Khadafi dan pendukungnya kian terdesak karena sejumlah kota utama telah dikuasai massa anti Khadafi yang mulai mendekat ke Ibukota Tripoli.

Hal itulah, yang membuat PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) terus menerus mengontak Kementerian Luar Negeri dan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Libya untuk segera mengeluarkan tenaga kerja Indonesia yang direkrut perseroan untuk mengerjakan proyek pusat perbelanjaan (mal) di negara Afrika Utara tersebut.

"Kami terus berkoordinasi dengan Kemenlu dan KBRI di Libya untuk segera mungkin mengevakuasi para pekerja kita yang mencapai 200-an orang dari Libya," tutur Natal Argawan, sekretaris perusahaan Wijaya Karya saat dihubungi VIVAnews.com di Jakarta, Kamis 23 Februari 2011.

Tidak hanya itu, dia menambahkan, perseroan sudah memesan satu pesawat dari maskapai asing untuk membawa pulang warga negara Indonesia yang menjadi pekerja maupun insiyur proyek Wijaya Karya yang saat ini masih berada di Libya. "Kita sudah dapat kepastian dari maskapai itu, kalau mereka siap membawa pekerja kami," tutur Natal yang tidak bisa menyebutkan maskapai penerbangan yang disewa perseroan.

Natal memperkirakan, dalam minggu ini atau pekan depan, para TKI yang ada  di  Tripoli sudah kembali ke Tanah Air. "Paling cepat minggu ini atau pekan depan mereka sudah kembali ke Indonesia," ujarnya.

Sementara itu, para pekerja asing yang juga direkrut Wijaya Karya, menurutnya sudah kembali ke negaranya masing-masing. Sebab, mereka berasal dari negara-negara dekat dengan Libya. "Jadi, mereka ada yang jalan darat dan tidak perlu naik pesawat," kata Natal.

Seperti diketahui, Pemimpin Libya, Muammar Khadafi dan pendukungnya kian terdesak.

Menurut kantor berita Associated Press, pihak oposisi mengklaim telah menguasai Benghazi, kota terbesar di sebelah timur Libya yang menjadi awal pergolakan anti Khadafi sejak pekan lalu. Bahkan, kota terbesar ketiga di Libya, Misrata, telah dikuasai oposisi sejak Rabu.

Untuk itu, kelompok oposisi bertekad  "membebaskan" Tripoli, yang menjadi basis kekuatan bagi Khadafi dan para milisinya. Kalangan pemrotes  berencana menggelar demonstrasi selama Kamis dan Jumat di Tripoli, sehingga tidak tertutup kemungkinan bakal ada pertumpahan darah.

"Kami akan bergabung dengan saudara-saudara yang beraksi di Tripoli," kata seorang warga bernama Iman yang tinggal di Misrata. (umi)
• VIVAnews                 

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites