Primata tersebut, yang memiliki habitat di Sri Lanka , pertama kali ditemukan pada 1937, tapi hanya terlihat empat kali sejak saat itu. Para ilmuwan terakhir kali melihat sepintas primata itu pada 2002, dan percaya hewan yang sukar dimengerti tersebut sejak itu telah punah.
Namun para peneliti lapangan, yang bekerja sama dengan Zoological Society of London, berhasil melacak hewan misterius itu di hutan di Sri Lanka tengah, Senin (19/7).
Untuk pertama kali di dunia, tim peneliti dapat mengambil gambar satu loris ramping jantan dewasa yang sedang duduk di satu cabang pohon. Tim tersebut dapat menangkap satu hewan dan melakukan pemeriksaan fisik, yang pertama dilakukan, sebelum melepaskan hewan itu kembali ke alam liar.
Untuk pertama kali di dunia, tim peneliti dapat mengambil gambar satu loris ramping jantan dewasa yang sedang duduk di satu cabang pohon. Tim tersebut dapat menangkap satu hewan dan melakukan pemeriksaan fisik, yang pertama dilakukan, sebelum melepaskan hewan itu kembali ke alam liar.
Namun, banyak ahli memperingatkan bahwa penggundulan hutan di Sri Lanka --yang kebanyakan diduga dilakukan dalam upaya membuat perkebunan teh di wilayah tersebut-- sekarang menjadi ancaman terbesar bagi loris itu. Loris adalah nama umum bagi primata 'strepsirrhine' dari sub-keluarga Lorine di dalam keluarga Lorisidae.
Ahli biologi konservasi di ZSL, Craig Turner mengatakan, habitat hutan alamiah mereka telah dibagi buat pertanian dan pembalakan liar, sehingga memutus hewan 'yang sangat lucu dan cantik' itu dari pasangan mereka. "Mereka tak bisa pindah dari satu tempat ke tempat lain, mereka tak dapat berpasangan, berkembang-biak, sehingga itu mengancam kelangsungan hidup spesies tersebut," tegasnya. (REPUBLIKA)
Ahli biologi konservasi di ZSL, Craig Turner mengatakan, habitat hutan alamiah mereka telah dibagi buat pertanian dan pembalakan liar, sehingga memutus hewan 'yang sangat lucu dan cantik' itu dari pasangan mereka. "Mereka tak bisa pindah dari satu tempat ke tempat lain, mereka tak dapat berpasangan, berkembang-biak, sehingga itu mengancam kelangsungan hidup spesies tersebut," tegasnya. (REPUBLIKA)
0 komentar:
Posting Komentar