Senin, 21 Maret 2011 13:01 wib
Serangan militer asing ke Libya (Foto: Reuters)
TRIPOLI - Militer yang loyal kepada Pemimpin Libya Moammar Khadafi, mengumumkan gencatan senjata pada hari Minggu 20 Maret. Namun Amerika Serikat (AS) tidak mempercayai gencatan senjata tersebut.
Serangan rudal sebelumnya menerjang Libya sejak Minggu pagi waktu setempat. Serangan ini dimaksudkan untuk menghalau militer Khadafi yang melakukan penyerangan kepada warga sipil Libya.
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Ban Ki-Moon juga turut berkomentar mengenai gencatan senjata ini. "Saya berharap dan meminta Pemerintah Libya dapat memegang ucapan mereka," ungkap Ban seperti dikutip AFP, Senin (21/3/2011).
"Mereka (Pemerintah Libya) terus menyerang warga sipil. Gencatan senjata ini harus diverifikasi dan dicari kebenarannya," lanjut Ban.
Sebelumnya Libya mengutarakan gencatan senjata yang memang sudah didesak oleh pihak Uni Afrika. Desakan gencatan senjata ini diminta oleh Uni Afrika pada hari Minggu kemarin.
Sementara beberapa rudal yang dilesakan militer AS tampaknya mengenai komplek pemukiman milik Khadafi di Tripoli. Warga pun mempertanyakan maksud serangan tersebut yang justru mengenai warga sipil setempat.
"Serangan tersebut bisa saja mengenai ratusan warga sipil yang berkumpul di dekat komplek milik Khadafi" ucap warga Moussa Ibrahim.
Ibrahim mempertanyakan maksud serangan dari pihak militer asing ke Libya. "Mereka (militer asing) mengatakan ingin melindungi warga sipil. Namun saat ini mereka mengebom wilayah pemukiman yang dihuni oleh warga sipil," lanjutnya.
0 komentar:
Posting Komentar